Jakarta – Dalam beberapa waktu, Koperasi Merah Putih telah berhasil mengangkat sejumlah desa dari jurang kemiskinan menuju kemandirian ekonomi. Keberhasilan ini tidak muncul secara instan. Prosesnya memerlukan perencanaan matang, pendampingan berkelanjutan, serta perubahan paradigma dalam memandang peran masyarakat desa.
Koperasi Merah Putih hadir bukan hanya sebagai lembaga simpan pinjam, tetapi sebagai ekosistem ekonomi yang menempatkan warga desa sebagai pelaku utama, bukan objek pembangunan. Melalui pendekatan partisipatif, koperasi ini mendorong warga untuk mengambil peran aktif dalam mengelola aset, merancang usaha produktif, hingga mengambil keputusan strategis yang berkaitan dengan masa depan ekonomi desa.
Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail mengatakan Koperasi Merah Putih merupakan inisiatif langsung dari Presiden RI Prabowo Subianto yang bertujuan untuk memperkuat sektor ekonomi rakyat hingga ke tingkat desa.
“Koperasi Merah Putih ini adalah koperasi yang digagas oleh Presiden Prabowo. Kami diberi tugas untuk turun langsung melihat kesiapan koperasi-koperasi tersebut. Alhamdulillah, koperasi di sini sudah berjalan dan memenuhi syarat,” kata Gusnar.
Menurutnya koperasi ini berbentuk koperasi usaha yang memiliki misi utama membuka berbagai unit bisnis yang relevan dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Gusnar juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan koperasi, mulai dari Dinas Koperasi Kabupaten, peran aktif camat, kepala desa, hingga pengurus yang benar-benar berkomitmen menjalankan program ini.
Sebelumnya, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengatakan bahwa koperasi ini diharapkan mampu mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
“Dalam pembangunan 70 ribu Koperasi Desa Merah Putih, Kemensos sangat mendukung karena program pembangunan koperasi desa ini bersinergi dengan program pemberantasan kemiskinan yang ada di desa-desa,” ujar Agus
Koperasi Merah Putih membuktikan bahwa strategi pengentasan kemiskinan yang efektif tidak harus selalu bergantung pada bantuan dari luar. Ketika masyarakat diberi ruang untuk berorganisasi, memperoleh akses yang setara, dan didampingi dengan pendekatan yang tepat, maka potensi lokal yang selama ini terpendam akan muncul ke permukaan dan menjadi kekuatan perubahan.
Koperasi Merah Putih harus terus menjaga integritas kelembagaan, memperkuat kapasitas pengelolaan, serta merespons dinamika sosial ekonomi yang terus berubah. Keterlibatan generasi muda menjadi kunci penting agar koperasi tetap relevan di tengah arus modernisasi dan digitalisasi.
Dengan semangat gotong royong dan keberanian untuk mandiri, Koperasi Merah Putih menyalakan harapan baru, dan membuktikan bahwa kemiskinan bukanlah takdir, melainkan tantangan yang bisa diatasi bersama.