Oleh : Robby Ibrahim )*

Transformasi infrastruktur menjadi salah satu fondasi penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Di tengah kompleksitas tantangan global, konsolidasi BUMN Karya menjadi langkah strategis untuk memperkuat kapabilitas sektor konstruksi nasional. Pemerintah melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) tengah menyusun rencana restrukturisasi besar-besaran terhadap BUMN Karya melalui skema merger dan konsolidasi. Langkah ini tidak hanya akan memperbaiki kinerja keuangan BUMN Karya, tetapi juga mendorong efisiensi kerja dan mempercepat realisasi pembangunan infrastruktur yang lebih merata dan berkualitas di seluruh Indonesia.

Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwa BUMN Karya yang telah bergabung nantinya akan difokuskan sebagai kontraktor utama yang efisien dan kompeten. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari unit usaha masing-masing entitas usaha yang melebur. Ini merupakan strategi penyehatan menyeluruh terhadap BUMN Karya yang selama ini menghadapi tantangan beban utang dan proyek yang tersebar tanpa segmentasi yang jelas. Dengan konsolidasi ini, BUMN Karya tidak hanya akan lebih ramping, tetapi juga lebih fokus dan adaptif terhadap dinamika kebutuhan pembangunan nasional.

Rencana konsolidasi ini akan memangkas jumlah BUMN Karya menjadi tiga entitas besar dengan spesialisasi masing-masing. Menteri BUMN Erick Thohir telah menjabarkan struktur penggabungan tersebut, yang bertujuan menghindari tumpang tindih proyek dan persaingan internal yang tidak produktif. Hutama Karya dan Waskita Karya akan diarahkan untuk fokus pada proyek jalan tol, non-tol, bangunan institusional, serta kawasan residensial dan komersial. Sementara itu, Wijaya Karya (WIKA) dan PT. PP (Persero) akan fokus pada pembangunan pelabuhan, bandara, serta proyek residensial yang masih relevan. Adapun penggabungan Adhi Karya dan Nindya Karya akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur air, rel kereta, serta sektor konstruksi lainnya yang bersifat mendukung konektivitas.

Pendekatan ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan ekosistem konstruksi nasional yang lebih sehat dan kompetitif. Dengan adanya spesialisasi berdasarkan klaster proyek, sinergi antar-BUMN dapat terbangun secara lebih terstruktur, sehingga tidak ada lagi persaingan tidak sehat di antara sesama perusahaan pelat merah. Konsolidasi ini sekaligus menjadi refleksi komitmen pemerintah dalam menata ulang arah strategis BUMN Karya demi tujuan pembangunan nasional jangka panjang.

Tak hanya fokus pada efisiensi, BPI Danantara juga memperkuat fondasi tata kelola perusahaan yang sehat. Corporate Secretary PT Adhi Karya, Rozi Sparta, menegaskan bahwa langkah Danantara akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional serta percepatan pembangunan infrastruktur. Ia menambahkan, perusahaan berkomitmen untuk terus mengedepankan tata kelola yang baik, transparansi, pemanfaatan teknologi terkini, serta inovasi sebagai penggerak utama dalam menjawab tantangan pembangunan.

Dalam jangka panjang, transformasi ini diharapkan mampu menyeimbangkan kepentingan ekonomi nasional dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. BUMN Karya yang telah terkonsolidasi akan menjadi ujung tombak dalam merealisasikan proyek-proyek strategis, mulai dari pembangunan jalan tol trans wilayah, infrastruktur air bersih, pelabuhan logistik, hingga transportasi massal modern yang mampu menunjang produktivitas nasional. Skema ini akan mendukung akselerasi program prioritas nasional, konektivitas antarwilayah, serta percepatan transformasi hijau di sektor konstruksi.

Restrukturisasi BUMN Karya juga memberikan sinyal kuat kepada investor dan mitra kerja bahwa pemerintah serius dalam memperkuat sektor infrastruktur dengan pendekatan tata kelola yang profesional. Dengan terbentuknya entitas yang lebih sehat dan fokus, kapasitas fiskal negara dapat digunakan secara lebih bijak dan tepat sasaran. Pada saat yang sama, Danantara juga memainkan peran penting dalam mendorong ekosistem investasi yang terukur dan berkelanjutan di sektor pembangunan nasional. Hal ini menjadi kunci penting dalam menciptakan multiplier effect terhadap ekonomi rakyat.

Langkah konsolidasi ini juga menyentuh aspek sosial dan ketenagakerjaan. Dengan pemanfaatan tenaga kerja dari masing-masing entitas usaha yang tergabung, pemerintah memastikan bahwa transformasi ini tidak berdampak negatif terhadap pekerja yang selama ini menjadi bagian dari roda operasional BUMN Karya. Sebaliknya, peluang pengembangan kapasitas sumber daya manusia akan semakin terbuka, karena pekerja akan ditempatkan dalam sistem kerja yang lebih modern, terfokus, dan terstandarisasi.

Pemerintah dan Danantara tidak hanya merancang perubahan dalam skala struktur kelembagaan, tetapi juga berupaya membentuk budaya kerja baru yang menjunjung tinggi profesionalisme dan efisiensi. Ini menjadi pondasi penting untuk menghadapi era kompetisi global di bidang infrastruktur, sekaligus menjadikan BUMN Karya sebagai entitas yang mampu bersaing dengan perusahaan konstruksi internasional di proyek-proyek domestik maupun regional.

Masyarakat patut mendukung penuh langkah pemerintah dalam melakukan konsolidasi BUMN Karya demi masa depan infrastruktur yang lebih terintegrasi, efisien, dan berkelanjutan. Transformasi ini bukan hanya sebatas restrukturisasi kelembagaan, melainkan fondasi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih terhubung, tangguh, dan sejahtera. Dukungan publik tentunya juga akan menjadi kekuatan tambahan agar seluruh proses ini berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi bangsa.

)* Penulis merupakan Pengamat Isu Strategis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *